Pandawa
mengetahui bahwa Suyudana telah diangkat menjadi raja.
Pandawa tenang dan sabar.
Kurawa khawatir kalau Pandawa kelak akan menuntut haknya.
Suyudana dan para kurawa dan merencanakan untuk membinasakan Pandawa
Prabu kurupati duduk dipaseban dihadap oleh Patih Arya Sakuni, Dursasana, Durmagati, Kartamarma, Citraksa dan Citraksi. Mereka membuat rencana jahat dengan mengundang Pandawa ke pesanggrahan batas kota yang disebut Balai Sagala-gala.
Pandawa diundang hadir ke Balai Sagala-gala untuk membicarakan pembagian negara Astina. Pesanggrahan tersebut dibuat seluruhnya dari bambu yang didalamnya diisi dengan obat sandawa. Dengan rencana bahwa bila Pandawa dalam keadaan berpesta dan mabuk-mabukan akan pesanggrahan itu akan di bakar.
Pandawa tenang dan sabar.
Kurawa khawatir kalau Pandawa kelak akan menuntut haknya.
Suyudana dan para kurawa dan merencanakan untuk membinasakan Pandawa
Prabu kurupati duduk dipaseban dihadap oleh Patih Arya Sakuni, Dursasana, Durmagati, Kartamarma, Citraksa dan Citraksi. Mereka membuat rencana jahat dengan mengundang Pandawa ke pesanggrahan batas kota yang disebut Balai Sagala-gala.
Pandawa diundang hadir ke Balai Sagala-gala untuk membicarakan pembagian negara Astina. Pesanggrahan tersebut dibuat seluruhnya dari bambu yang didalamnya diisi dengan obat sandawa. Dengan rencana bahwa bila Pandawa dalam keadaan berpesta dan mabuk-mabukan akan pesanggrahan itu akan di bakar.
Pandawa,
terutama Puntadewa yang tidak menaruh curiga menghadiri acara itu.
Dewi Kunti was-was sejak terjadinya peristiwa Bima yang diceburkan di Sungai Gangga, dia tidak percaya lagi pada Kurawa, oleh karenannya dia merasa perlu ikut.
Dewi Kunti was-was sejak terjadinya peristiwa Bima yang diceburkan di Sungai Gangga, dia tidak percaya lagi pada Kurawa, oleh karenannya dia merasa perlu ikut.
Didalam Pesanggrahan itu berlangsung pesta besar-besaran. Ada
yang bermain Kartu adan yang bermain dadu ada yang mabuk-mabukan.
Hanya Bima
atau Bratasena yang tetap waspada. Semenjak peristiwa dirinya diracun, dia
tidak pernah percaya lagi pada Kurawa terutama pada Suyudana.
Bima yang waspada berpura-pura buang air, untuk menyelidiki rencana jahat apa yang akan dilakukan Kurawa.
Bima yang waspada berpura-pura buang air, untuk menyelidiki rencana jahat apa yang akan dilakukan Kurawa.
Ditempat sepi Bima didatangi oleh Batara Narada secara diam-diam
yang menyatakan kalau nanti ada seekor binatang garangan putih, agar diikuti
saja kemana perginya, agar keluarga pendawa selamat.
Pandawa
ditantang main Dadu oleh Kurawa. Prabu Kurupati melawan Suyudana
Taruhan judi adalah kalau Kurupati kalah ia akan memberikan negeri Astina, sedangkan kalau Puntadewa kalah ia harus menyerahkan nyawa.
Dalam permainan itu Prabu Kurupati berkali-kali kalah.
Taruhan judi adalah kalau Kurupati kalah ia akan memberikan negeri Astina, sedangkan kalau Puntadewa kalah ia harus menyerahkan nyawa.
Dalam permainan itu Prabu Kurupati berkali-kali kalah.
Patih
Sakuni yang tahu keaadaan Suyudana rajanya dalam keadaan terdesak secara curang
memutar dadu, hal ini diketahui oleh Dewi Kunti.
Dewi Kunti marah, Sakuni dikatakannya Setan.
Patih Sakuni mundur, marah dan dendam sekali.
Patih Sakuni melihat bahwa para Pendawa hampir semuanya dalam keadaan mabuk.
Patih Sakuni segera memerintahkan para kurawa untuk segera membakar uceng-uceng. Pesanggrahan Balai Sagalagala terbakar.
Dewi Kunti marah, Sakuni dikatakannya Setan.
Patih Sakuni mundur, marah dan dendam sekali.
Patih Sakuni melihat bahwa para Pendawa hampir semuanya dalam keadaan mabuk.
Patih Sakuni segera memerintahkan para kurawa untuk segera membakar uceng-uceng. Pesanggrahan Balai Sagalagala terbakar.
Setelah api menjalar para Kurawa yang bertugas menyelamatkan
Prabu Suyudana segera bertindak mengamankan Prabu ketempat yang telah
dipersiapkan.
Melihat pesanggrahan terbakar hebat Bratasena segera masuk dan
memeluk ibunya, kakaknya dan adiknya untuk menyelamatkan diri dari amukan api.
Arjuna dan Puntadewa dalam keadaan mabuk dan pusing.
Pandawa diselamatkan dari Balai Sagala oleh Batara Narada.
Tiba-tiba Bratasena melihat ada binatang garangan putih. Sesuai dengan pesan
Hyang Narada, Bratasena mengajak ibu dan saudara-saudaranya untuk mengikuti
kemana perginya binatang itu. Binatang itu ternyata memasuki lobang tanah.
Bratasena membawa ibu dan saudara-saudaranya memasuki lobang tersebut. Mereka
selamat.
Pesanggrahan itu setelah terbakar hebat, maka roboh. Prabu
Suyudana pura-pura menangis dan mengira semua Pendawa dan Ibunya telah tumpas,
termasuk bibinya Dewi Kunti.
Yuk bergabung bersama kami di togel online terbaik dan terpecaya
BalasHapusDan coba keberuntugan anda di sini...
kami menyediakan permainan....
TOGEL
DD48 RED BLUE LIVE
info lebih jelas silakan kunjugi CS kami.....
Telp : +85581569708
BBM : D8E23B5C
Line : togelpelangi
Skype : Togel Pelangi
Live Chat : http://www.togelpelangi.com/